Rabu, 15 Februari 2012

timor lorosae ( who has )

Timor Timur Punya Indonesia

Oleh:
Iwan Satyanegara Kamah


SEPULUH tahun silam, Timor Timur memisahkan diri dari Indonesia dan menjadi negara baru. Sebuah transformasi dari wilayah yang paling dimanjakan Indonesia, menjadi negara yang paling ditelantarkan dunia.

KETIKA saya masih kuliah tahun 1990, beberapa teman saya yang mengambil jurusan ilmu antropologi ikut sebuah penelitian sosial ke Timor Timur. Ketika mereka selesai dan pulang, saya bertanya banyak tentang wilayah itu yang belum pernah saya kunjungi dan tidak banyak saya ketahui. Jawaban yang saya dengar cukup mengagetkan. Saya sulit percaya meski akhirnya saya bisa yakin tentang kesan teman-teman saya yang meneliti di Timor Timur.

Jaman Portugis berkuasa, penduduk asli tidak boleh menginjak aspal jalan”, kata teman saya tentang keadaan saya. Artinya bukan karena aspalnya masih meleleh sehingga belum boleh diinjak atau digunakan. Tapi ini simbol diskriminasi yang artinya, Indonesia lebih baik dan lebih banyak memberikan sesuatu kepada rakyat Timor Timur, dibanding Portugal. “Lho? Indonesia ‘kan sudah membunuhi 200 ribu jiwa selama 27 tahun di wilayah itu?”, seperti gembar gembor yang selalu dihembus media barat yang anti Indonesia. Lalu berapa nyawa juga yang lenyap selama 400 tahun lebih kekuasaan Portugal di Timor Timur?” Silahkan ambil kalkulator dan buka-buka buku sejarah.
Lalu siapa sebenarnya yang memiliki dan punya hak menguasai Timor Timur? Mengapa ketika Indonesia masuk ke wilayah itu, sebagian besar negara barat dan konco-konconya menentangnya? Dan menganggap Indonesia sebagai “pembunuh”? Sementara Portugal dianggap anak manis? Padahal mereka tidak banyak berbuat banyak memajukan wilayah itu? Berapa lulusan akademi yang dihasilkan Portugal selama menjajah Timor Timur? Yang dikenal orang cuma Ir. Mario Carascalao, yang kemudian menjadi gubernur di sana. Berapa kilometer jalan yang dibuat oleh Portugal? Begitu merananya wilayah itu dibawah Portugal, sampai-sampai tidak dilirik oleh negara manapun. Bahkan Soekarno tidak pernah mengutak-atik wilayah itu selama berkuasa, juga Soeharto selama sepuluh tahun pertama masa pemerintahannya, tak punya ambisi territorial.
Dunia dibentuk dan dikendalikan oleh “survival of the fittest” , sebuah istilah mekanis untuk menggambarkan siapa yang kuat dia yang menang. Negara-negara kuat boleh sesuka hatinya berbuat semaunya kepada bangsa yang lemah. Amerika bebas membunuhi orang Vietnam, dari bayi sampai orang tua. Tak pernah dituntut apapun. Mereka suka-suka membasmi rakyat Irak, tanpa bersalah. Padahal orang Vietnam dan Irak, tak pernah menyerang Amerika, apalagi membunuh satu nyawa pun di Amerika. Tetapi sebaliknya, jangan coba-coba orang dari negara-negara lemah melukai seekor hewan pun milik bangsa dan negara kuat, pasti akan geger.
Begitupun ketika tentara Sekutu mengalahkan Nazi Jerman, mereka mengadili para perwira Nazi dengan menghukum mati mereka di Nurenberg. “Kalian mengadili kami karena kalian menang perang!”, kata seorang perwira yang diadili.
Di Timor Timur pun begitu, tak ada lembaga kemanusiaan yang mencoba menuntut Portugal atas kekejaman selama 400 tahun lebih menjajah wilayah itu, tetapi sebaliknya banyak tokoh dan perwira Indonesia siap menghadapi penangkapan dan pengadilan, bila mereka berada di luar Indonesia. Setiap kesalahan Indonesia selalu diungkit-ungkit, tetapi tidak pernah hal itu diberlakukan untuk Portugal. Ini sebuah ilustrasi yang tidak adil dan terjadi di depan mata kita.
Secara sejarah, Timor Timur adalah bagian dari Kesultanan Ternate. “Wilayah kekuasaan Kesultanan Ternate pun meliputi Timor Timur sekarang. Ini ditandai dengan wali kuasa Kesultanan Ternate yang ditempatkan di daerah itu”, kata Sultan Ternate ke-48 Drs. Moedaffar Sjah, BcHk. Dulunya, Kesultanan Ternate sangat luas pada masa Sultan Kaicil Mashur Malamio (1257-1277), membentang dari Mindanao (Filipina) sampai wilayah Manggarai, Flores. Ketika Portugal kalah perang di kepulauan Maluku tahun 1522, si pencundang itu seenaknya menduduki wilayah yang sekarang disebut Timor Timur. Saat itu daerah tersebut merupakan wilayah tak bertuan. Artinya bukan milik Portugal maupun Belanda. “Jadi secara hukum Portugal tak punya hak”, kata Sultan Moedaffar. Lalu, kenapa didiamkan saja? Karena setelah sultan-sultan setelah itu mengabaikan Timor Timur serta wilayah lainnya. Apalagi timbul masalah baru dengan datangnya Belanda, yang kemudian menjadi ‘trouble maker’.
Sejak 17 Agustus 1945, semua kerajaan yang ada di nusantara melebur menjadi sebuah negara baru. Artinya, negara baru inilah yang menjadi pemilik sah Timor Timur. Menurut Sultan Moedaffar, Indonesia seharusnya mengklaim Timor Timur berdasarkan pada historisch recht atau ketentuan yang didasarkan fakta sejarah. Bukan segi politis seperti yang diklaim oleh Portugal selama ini. Jadi pengambilalihan wilayah itu ke dalam wilayah Indonesia tahun 1975, sesuai dengan bahasa propaganda Orde Baru, “kembalinya anak yang hilang”.  Pada September1974, Presiden Soeharto mengajak Perdana Menteri Australia Gough Whitlam datang ke dataran tinggi Dieng, sebuah tempat wisata bernuansa mistik, untuk membicarakan pengambilalihan wilayah koloni Portugal itu ke dalam Indonesia.
Keputusan Presiden BJ Habibie yang memberikan pilihan bagi rakyat Timor Timur untuk menentukan nasibnya sendiri pada Januari 1999, sangat mengejutkan semua orang, termasuk Xanana Gusmao yang sedang menjalani tahanan di Jakarta. Bagi Habibie, Timor Timur selalu membawa masalah bagi Indonesia selama seperempat abad dalam pergaulan internasional. Mirip seperti judul buku yang ditulis oleh Ali Alatas, menteri luar negeri dan sekaligus advokat paling tangguh membela Indonesia soal Timor Timur di panggung dunia, “kerikil dalam sepatu”.
Pada tahun 1991, Presiden Soeharto selalu membawa peta Indonesia untuk menjelaskan masalah Timor Timur kepada kepala negara yang dia temui di mana saja. Pernah ketika seorang presiden dari jajahan Portugal bernama Guinea Bissau minta bertemu Soeharto. Dan peta pun dibuka lalu diperlihatkan oleh Soeharto kepada tamunya, bahwa Timor adalah pulau kecil di Indonesia, dan setengahnya adalah wilayah Timor Timur. Tamunya pun manggut-manggut.
Pernah ada kejadian menarik yang dialami Indonesia soal Timor Timur. ketika meletus perang terbuka antara Inggris dan Argentina memperebut- kan gugusan pulau di sebelah ujung selatan Argentina tahun 1982. Kasusnya memang mirip dengan Timor Timur. Argentina merasa gugusan pulau Malvinas (pulau yang diperebutkan) adalah milik Argentina, karena memang adanya di wilayah Argentina, bukan Inggris yang menyebutnya dengan Falkland. Nah, pemerintah RI menghimbau agar semua media massa dalam memberitakan perang tersebut, harus menulis Malvinas, bukan Falkland. Ini sebagai solidaritas untuk membela Argentina, karena selama ini negaranya Maradona selalu membela Indonesia dalam setiap forum internasional, dan orang Argentina memang menyebutnya dengan ‘Las Malvinas’. Akhirnya, semua orang Indonesia lebih mengenal kata Malvinas dan tak ada yang tahu apa itu Falkland. Sampai-sampai kata Malvinas di Indonesia mengalami pergeseran makna, sehingga menjadi slang untuk menyebut tempat-tempat pelacuran kelas murahan dengan kata mejadi Malpinas, dengan akronim yang bermacam-macam. Bahkan, di samping terminal bis Cililitan, Jakarta Timur ada kios bakso cukup besar dua lantai yang laku keras, dengan nama terpampang besar-besar, “BAKSO MALVINAS” Banyak sudah diberikan Indonesia untuk kemajuan Timor Timur dibanding Portugal. Ini diakui sendiri oleh pemegang tahta kerajaan Portugal, HRH Dom Duarte Pio, Duke of Braganza, yang datang dan melihat sendiri perkembangan wilayah itu, dibanding kekuasaan leluhurnya dulu. “Selama ini banyak elite politik membicarakan Timor Timur dari sudut kejelekan melulu, tidak pernah bicara apa yang diperbuat dan diperjuangkan Indonesia di sana”. Kerajaan Portugal menjadi republik tahun 1910 hingga kini. Andai masih berbentuk monarki, Dom Duarte adalah ahli warisnya yang berhak menjadi raja. Presiden Soeharto pernah membangun sebuah patung Jesus Kristus “Christo Rey”, yang terbesar di dunia setelah patung sejenis di Brasil. Patung ini diejek oleh orang yang anti integrasi Timor Timur sebagai bentuk propaganda untuk menyenangi rakyat Timor Timur. Bila masih sebagai wilayah Indonesia, mungkin unik juga di sebuah negeri berpenduduk muslim terbesar di jagat, terdapat patung Jesus terbesar nomor dua di jagat.

Sepuluh tahun lalu, wilayah Timor Timur lepas dari Indonesia setelah hasil jajak pendapat menyatakan sebagian besar rakyat di sana ingin merdeka dari Indonesia. Tidak ada rekapitulasi hitung ulang hasil jajak itu, seperti njelimetnya pemilu di Indonesia. Pokoknya yang menang yang pro merdeka. Titik. Diumumkannya pun di New York, AS, oleh Sekjen PBB.  Bukan di Dili atau Jakarta. Dengan hasil itu, “anak yang hilang” pergi lagi meninggalkan rumah. Mungkin dia jenuh dan bosan. Kata orang tua, biarin aja anak pergi. Kalau kangen atau lapar, pasti pulang lagi.  Jauh sebelum Portugal datang ke sini, wilayah Timor Timur sudah ada di Indonesia dan dimiliki oleh orang Indonesia. Bukan oleh mahluk dari manapun. Indonesia punya hak sejarah atas Timor Timur sampai kapanpun. Karena Timor Timur punya Indonesia. (*)
Sumber: Koki

Senin, 12 Desember 2011

email nyata orang indon tuk malingsia

    saya adalah orang yang tidak terlalu membenci malaisyah seperti teman sebaya saya atau yang lebih tua dari saya karena saya adalah orang yang realistis.
pertama. saya belum pernah ke malaisyah hanya buyut saya yang pernah menggunakan perahu berjalan jauh di darat melewati 4 provinsi di indonesia untuk pergi bertani di johor malaisyah (saya juga tidak tahu apakah tanah yang dulu dibuat untuk berkebun oleh buyut saya sudah menjadi milik orang lain) oh ya saya merupakan orang melayu plembang.
kedua. mereka selalu berkoar bahwa kita adalah negara serumpun, alangkeh baiknyeee... kalaw kite ni tak bemusuhan. (kata orang malaisyah)
ketiga. kata nenek saya dan ortu saya kalau kita adalah bersaudara dengan orang melayu malaisya lebih tepatnya saudara jauh karena, nak dulu banyak orang disini pergi ke negeri seberang untuk bertani berdagang, dan mencari tempat baru ( kata ortu saya ). tapi naas sekarang mereka seakan dipisakan sekat pembatas oleh suatu hubungan sosial yang tak terlihat, mereka seakan tidak tahu asal, seakan kacang lupa akan kulitnya, tapi mereka mengaku serumpun mungkin karena itulah sebabnya mereka nyolong kebudayaan kita. mungkin karena itulah mantan wakil perdana menteri mereka yaitu ANWAR IBRAHIM mengatakan bahwa: mungkin kita dulu di sekolah-sekolah dia ajarkan tentang kebudyaan indonesia seperti lagu-lagu dan kesenian lain yang di katakan oleh ekgu-cekgu kta dulu bahwa itu merupakan kebudayaan kita tapi setelah kita beranjak dewasa kita akan tahu bahwa itu merupakan kebudayaan nenek moyang kita, yang tinggal di indonesia.

      dan yang di bawah ini adalah suatu artikel yang nyata, yang saya ambil dari blog rumah singgah sederhana, tapi saya sarankan jangan terlalu membenci berlebihan kata orang bencilah dengan seadanya saja, jika anda belum pernah kesana atau merasakannya langsung.

MALAISYAH DALAM MATA KAMERA

Email ini bukan hasutan, tetapi berdasarkan fakta nyata keseharian dan berdasarkan pengalaman pribadi serta pengalaman kawan-kawan sejawat selama hidup di Malassia. Beberapa dari anda mungkin tidak setuju dengan tulisan ini. Tetapi pikiran anda akan segera berubah bila anda pernah tinggal disini (Malassia-red). Bukan sekedar jalan-jalan.

Email ini atas tulisan yang dikirimkan dari negara termalas di dunia = Malassia

Saya seorang Melayu Deli, Sumatera. Pada tahun 2004 saya pindah ke Kuala Lumpur. Walaupun setiap hari disini saya berbahasa Melayu malingsia, tetapi dalam email ini sebaiknya saya menggunakan Bahasa Indonesia yang jauh lebih baik dari Bahasa malingsia yang sekarang sudah rusak[1]. Mungkin kawan-kawan tahu, bahwa Bahasa Indonesia lahir dari Bahasa Melayu Riau yang sudah mengalami proses penyempurnaan dan pembakuan berkali-kali, sehingga menghasilkan bahasa paling sempurna di Nusantara ini.[2] Dan Bahasa malingsia walaupun berasal dari bahasa Melayu Riau tetapi ia stagnan semenjak dulu sampai saat ini. Tidak berkembang, lambat dan hanya mengalami sedikit pembaharuan.

Jatuhnya Negara (yg mengaku) Negara Islam tapi Membenci Saudara Seiman dan Serumpun
Saya sudah tinggal (4 tahun) sejak 2004 di malingsia tepatnya di Bangsar, Kuala Lumpur dikarenakan mendapat tawaran pekerjaan yang cukup menjanjikan pada suatu syarikat dalam bangunan Petronas, malingsia. Terfikir sebelumnya saya akan bekerja dengan tenang, nyaman dan memuaskan hati. Saat anda membaca email ini, saya mungkin sudah berada di Jepang untuk melanjutkan study saya. Saya bekerja sebagai tenaga profesional di bidang IT (malingsia kekurangan tenaga ahli untuk itu). Mereka banyak mengambil tenaga ahli IT, arsitektur, astrologi, perminyakan, perkebunan dari Indonesia, India dan China. Melayu malingsia hanya bengong terpaku saja menunggu alih kepakaran dari tenaga ahli luar negara. Mereka akan merayu tenaga ahli kita dengan gaji yang besar, mobil dinas, fasilitas dan pembayaran rumah sewa/apartement untuk membuat kita mau menerapkan ilmu dan meng-alih kepakaran kepada mereka. Bila kepakaran anda terus diperlukan, liciknya, anda akan mereka tawarkan kewarganegaraan setelah masa tinggal lebih kurang 10 tahun, tetapi bila anda tidak diperlukan lagi kontrak anda akan diselesaikan atau anda akan berhadapan dengan gerombolan RELA. Sudah dapat gading bertuah, tanduk tidak berguna lagi. Habis manis sepah dibuang.

Sejak saya tinggal dan bekerja di KL, sudah banyak hal-hal miring tentang hubungan kedua negara (Indonesia dan malingsia) yang saya dengar, tetapi saya tidak pernah dan tidak mau ambil pusing. Karena saya fikir hal tersebut hanya hal biasa yang akan hilang dengan sendirinya. Dan kawan-kawan saya orang malingsia sendiri (seperti) tidak menampakkan sikap yang bermusuhan, aneh atau miring terhadap saya pribadi sebagai orang Indonesia. Saya berfikir hubungan malingsia dan jirannya, Indonesia sebagai hubungan saudara kandung. Indonesia sebagai abang dan malingsia sebagai adik[3] yang sudah terbina sejak dahulu. Di malingsia, bila ada hal-hal miring tentang mereka (bahkan teramat miring hingga buruk) mereka tenang-tenang saja. Sikap tenang mereka bukan karena mereka tidak ambil pusing, tetapi karena mereka tidak pernah tahu apa-apa. Media massa dan media elektronik disini tidak dibenarkan menyiarkan tentang keburukan mereka sendiri.[4] Contoh: masalah Ambalat, pemukulan wasit karateka Indonesia, penganiayaan TKI, pengusiran TKI, pemerkosaan pembantu rumah dan TKI, pejahatan dan kebejatan RELA, arogansi imigrasi malingsia, keangkuhan Polis Diraja malingsia (sebaiknya diganti menjadi Polis Dirajam malingsia), dan keburukan politisi tidak pernah mereka siarkan dan sebarkan dalam media akhbar atau juga televisi. Hal itu untuk menjaga nama baik pemerintah mereka dan ketenangan rakyat mereka sehingga terkesan masyarakat mereka beradab.
Cobalah anda sesekali mengunjungi Kuala Lumpur bagi yang belum pernah atau datang sekali lagi bagi yang sudah pernah tetapi dengan mengikuti petunjuk berikut. Bila anda datang ke malingsia, cobalah anda sesering mungkin bertanya kepada petugas tiketing Komuter, atau pengemudi bus RapidKL, security bank, petugas hotel, petugas teller bank, petugas tiketing, polisi, petugas imigrasi, petugas KLmonorail, bahkan pramugari. Cobalah untuk bertanya atau sekedar beramah-ramah dengan mereka. 100% saya yakinkan. Anda tidak akan mendapat apa yang anda inginkan, yaitu keramahan. Apalagi senyuman. Dan cobalah gunakan Bahasa Indonesia, saya yakinkan lagi 110%, anda akan terpana melihat sentuhan TRULY ASIA mereka (Arogan, Sombong, Intimidasi, Angkuh). Ini juga kerap berlaku di restoran, kedai makan, kedai runcit (toko kelontong) dan tempat-tempat lainnya yang menyediakan jasa public service. Kalau anda mendapat pelayanan yang baik, mungkin hari itu anda sedang beruntung.

Jangan terkejut bila berada di mall, bus, taxy, rumah makan, kantor-kantor, sekolah, kampus, radio-radio, televisi dan bahkan dimana-mana tempat diperdengarkan lebih banyak lagu-lagu pop Indonesia ketimbang lagu mereka sendiri, seperti Radja, Samson, Naff, Matta, KD, Peterpan, ADA Band, DEWA dan banyak lagi group band Indonesia yang tak terhitung jumlahnya (dibandingkan group band mereka yang dihitung tak habis jari tangan). Ini Menandakan bukan saja para tauke-tauke pengusaha importir tahu selera rakyatnya tetapi juga kurangnya kreatifitas orang malingsia dalam menciptakan seni lagu tetapi tetap menginginkan selera tinggi. Bahkan film-film Indonesia terus merambah tiap bulannya di bioskop-bioskop yang jumlahnya sangat sedikit di malingsia. Kurangnya kreatifitas mereka nyata terlihat dengan maraknya sinetron-sinetron usang Indonesia yang hampir tiap hari menghiasi layar kaca televisi malingsia dari stasiun televisi yang hanya berjumlah 7 stasiun (kalau tidak salah. Atau bahkan kurang). Jauh di bawah jumlah stasiun televisi lokal Indonesia yang berjumlah ratusan channel. Karena tiap provinsi di Indonesia memiliki stasiun televisi sendiri-sendiri. Perbedaannya di Indonesia, mungkin TV kabel dan TV satelit kurang laku (walaupun sudah berjumlah 5 buah ditahun 2007 saja) dikarenakan jumlah channel TV lokal saja sudah banyak sekali. Tetapi di malingsia lain halnya. TV lokal tidak begitu laku, mayoritas mereka lebih senang menonton TV kabel satu-satunya, Astro. Dilema orang malingsia yang tidak kreatif dan kurang hiburan, hingga nampak wajar mereka sering mencuri kreatifitas kesenian, lagu, budaya dan makanan dari Indonesia. Kalau sudah tidak kreatif, mereka hanya bisa berkata, malingsia sudah dijajah musik Indonesia. Pendapat yang tidak dihirau orang. Bahkan oleh rakyatnya sendiri. Mereka tetap asyik mendengarkan lagu-lagu Indonesia yang tidak mendayu-dayu seperti pada semua jenis musik mereka.

malingsia sekarang tengah berbangga dengan wawasan 2020 yang berkeinginan menjadikan negaranya sebagai negara maju di tahun itu. Tetapi saya khawatir sekali. Bagaimana sikap angkuh dan sombong boleh menjadikan mereka menjadi negara maju, sedangkan kesombongan dan keangkuhan hanya akan menbawa pada kejatuhan dan kehinaan saja. malingsia mengatakan bahwa rakyat Indonesia hanya iri melihat kemajuan negara mereka di bidang pembangunan. Tetapi sayang sekali mereka tidak mengetahui, bahwa rakyat Indonesia bukan rakyat yang memiliki sifat iri dan bukan bangsa yang lemah. Kehebatan Patih Gajah Mada menyatukan Nusantara menjadi ciri kekuatan Bangsa Indonesia sampai masa kini. Kehebatan Pelaut Bugis menaklukan samudera mengaliri semangat orang Indonesia sampai masa ini. Orang Indonesia tipikal pekerja keras, pantang menyerah, rendah hati dan memiliki semangat yang tinggi. Sewajarnya rakyat malingsia bersyukur dan berterima kasih kepada rakyat Indonesia, dikarenakan sifat semangat dan kerja keras dari tenaga-tenaga kerja Indonesia hingga boleh membangun Petronas/KLCC di Kuala Lumpur, boleh membangun Putrajaya, KLIA, LCCT di Sepang, Selangor. Membangun pangsapuri, flat, kantor-kantor, perumahan/taman-taman. Membina kolom-kolom untuk lintasan KLmonorail, membina jalan tol PLUS utara-selatan, bahkan Bandaraya Kuala Lumpurpun ramai tenaga kerja Indonesia yang membinanya. Menurut data yang diperoleh, jalan tol PLUS utara-selatan dan KLIA 100% menggunakan tenaga kerja Indonesia[5]. Untuk diketahui, bahwa tenaga kerja kita berjumlah 2,5% dari jumlah penduduk mereka. Jumlah penduduk malingsia hingga tahun ini (2007) berjumlah 25 juta jiwa saja(tidak lebih dari penduduk DKI Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok dan Bekasi). Jadi siapa yang sepatutnya berbangga?

malingsia kekurangan penduduk. Untuk itu mereka :
- Menawarkan program ‘malingsia my second home’. Dengan kedok sopannya, Kedutaan malingsia dan jabatan imigrasi malingsia menawarkan program untuk siapa saja beserta keluarganya untuk tinggal lama di malingsia dalam masa 10 tahun dan boleh diperpanjang dengan persyaratan memiliki nominal jaminan diatas 100 juta rupiah keatas untuk satu anggota keluarga berjumlah 3 orang (dengan satu anak) pertahunnya. Dengan program ini diharapkan setiap keluarga memiliki ketertarikan terhadap malingsia, keterikatan batin dan menghasilkan devisa malingsia. Penawaran kewarganegaraan biasanya dilakukan bila peserta telah tinggal lebih dari 10 tahun ke atas.
- Menerima pekerja profesional yang ahli dibidangnya untuk bekerja di malingsia. Untuk diserap ilmunya, dan di iming-imingi oleh kemudahan dan kewarganegaraan.
- Meminta dan menerima tenaga buruh, pekerja kasar, pembantu rumah tangga, baby sitter, cleaning service, kuli bangunan, pekerja restauran, etc dari negara-negara jiran seperti Indonesia, Thailand, Myanmar, Burma, dan beberapa dari China. Indonesia adalah yang terbesar dalam menerima kuota permintaan tenaga kerja dari negara malingsia karena upah dan gaji yang relatif lebih murah berbanding negara lainnya dan memiliki kesamaan bahasa.
- Memurahkan uang biaya pendidikan, dengan pemberian subsidi pendidikan 30% dari kerajaan, sehingga berhasil menyerap masuk pelajar-pelajar dari luar negara (tahun depan subsidi ini akan dihapuskan). Pelajar dari Indonesia dan Arab adalah yang paling ramai berdatangan. Disusul oleh China dan Thailand. Dengan memanjakan para pelajar asing, memberi kemudahan fasilitas dan pujian-anugerah, diharapkan para pelajar ini terus menyambung jenjang pendidikannya di malingsia yang berarti devisa bagi negara. Dan bila berkemampuan lebih serta memiliki kepakaran khusus akan ditawarkan untuk dimanfaatkan bagi kemajuan negara malingsia. Jangan sampai anda menjadi seperti ayam diberi beras. Sudah gemuk nanti pastilah dipotong.

Tipikal orang malingsia yang sudah diakui sendiri oleh 3 orang kawan saya yang tulen orang malingsia (mereka dari Johor, Kelantan dan Pahang) adalah : sifat malas. Mereka sendiri mengakui bahwa orang Melayu itu pemalas. Kenyataan ini tidak terpungkiri dan tidak dinafikan oleh orang malingsia sendiri. Sehingga sesuai dari awal saya sebut mereka malingsia (Malas dan Sia’=kamu(sunda;kasar)). Perbedaaan orang Indonesia dengan orang malingsia (menurut mereka) adalah: Orang Indonesia sudah terbiasa dengan bekerja mengikuti strata. Mereka bersedia bekerja dari bawah, mulai dari staff sampai ketingkat manajerial. Orang malingsia, mereka tidak suka dengan strata kerja. Kalau tidak mendapat posisi yang diinginkan, mereka akan mencarinya di perusahaan lain. Orang malingsia (sebagian besarnya) tidak mau bekerja sebagai pekerja kasar, mereka sudah terbiasa dengan zona nyaman. Sifat kedua, manja. Sudah mengantuk disorokkan bantal pula. Hidup didukung orang tua, apa-apa tinggal minta, sudah dewasapun ingin yang senang saja. Sifat malas dan manja mungkin sudah terbentuk sejak kemerdekaan mereka yang nyata-nyata diberikan oleh Inggris (bukan hasil jerih payah perjuangan). Saya setuju dengan pernyataan bekas Perdana Menteri (PM) malingsia, Mahathir Muhamad yang mengatakan “Orang Melayu (orang malingsia-red) mudah puas, malas, kurang rasa terima kasih…” (dalam Mingguan malingsia:16 Juni 2002). Sifat ketiga adalah menunggu perintah. Ibarat pahat dengan penukul. Mereka tidak terbiasa dengan perintah dan suruhan. Mereka tidak terbiasa dengan inisiatif diri. Sehingga harus menunggu disuruh dan ditegur untuk mengerjakan sesuatu. Itulah mengapa mereka lebih banyak memperkerjakan tenaga kerja dari Indonesia. Selain upah lebih murah dari negara lain, orang kita terkenal giat dan semangat. Mereka akui bahwa pekerja Indonesia adalah pekerja keras. Sifat keempat adalah: sensitif, hingga akhirnya cenderung kasar. Mereka suka mengkritik tetapi tidak suka dikritik. Jangan terheran bila anda melihat hampir 100% pengemudi dan petugas lapangan bus, termasuk bus RapidKL angkuh dan sembrono membawa busnya. Dan jangan tersinggung bila anda menegur supir bus yang ugal-ugalan tadi untuk berhati-hati, malahan anda yang dimarahi. Itu sudah kerap kali terjadi. Jangan heran bila kawan malingsia anda tersinggung saat anda beritahukan email ini, karena memang mereka mudah tersinggung tanpa menyadari kenyataan dan menerima hakikat yang terjadi. Dan sifat yang (mungkin) terakhir adalah sombong. Entah bagaimana sifat yang satu ini bisa timbul. Selayaknya bila ingin dikatakan bangsa yang bermartabat haruslah rendah hati. Seperti padi yang berisi maka akan semakin menunduk. Bukan memandang rendah dan menghina saudaranya sendiri yang nyata-nyata mereka sering katakan serumpun dan mayoritas beragama Islam. Orang malingsia suka menyombongkan diri dan menyombongkan negaranya dengan mengatakan Indonesia tidak punya apa-apa yang hebat dan orang-orangnya kasar (mungkin mereka tidak mengetahui, bahwa Indonesia negara dengan pertumbuhan jumlah orang kaya ke-lima terbanyak di Dunia dan pemborong belanja terbesar negara Singapore tiap tahunnya, menurut badan survey dunia 2007)[6]. Dan lucunya, kebanyakan dari mereka yang berkata demikian belum pernah sama sekali datang berkunjung ke Indonesia, apalagi melihat Jakarta, Bali, Surabaya, Bandung, Medan, Padang, Bukit Tinggi, Malang, Makassar, Semarang, Yogyakarta dan kota-kota lainnya. Secara pribadi, sudah 3 orang yang berkata demikian kepada saya dan ketiga-tiganya buta sama sekali dengan Indonesia. Pada bulan Juni 2007 saya sempat tersenyum simpul kepada kawan saya, ketika melihat iklan perdana McDonald di Kuala Lumpur yang menuliskan bahwa restoran Amerika tersebut baru memproklamirkan mulai Juni 2007 buka 24 jam di cabang-cabang tertentu. Anda pasti tersenyum juga mendengarnya bukan. Kisah nyata, beberapa orang malingsia terkejut dan terkagum-kagum dengan keramahan, kesopanan, keindahan dan kemajuan Indonesia seperti yang diceritakan pada beberapa blog di internet milik mereka sendiri[7]. Merekapun terkejut dengan pusat-pusat perbelanjaan yang mewah-mewah di Jakarta dan senang mendapati Jakarta yang memiliki surga belanja terbesar dan termurah di Asia, bahkan di dunia. Dengan tulus dan rendah hati mereka berkata, bahwa ternyata orang-orang di Jakarta jauh lebih hangat, santun dan baik daripada orang-orang malingsia (itu mereka katakan orang-orang di Jakarta. Bagaimana bila mereka ke Bali, Bandung, Yogya dan Solo?!). (silahkan klik dan baca website mereka yang tertera pada footnote). Bicara kesantunan, jelas lebih santun masyarakat kita ketimbang mereka. Dan itu mereka akui, karena jumlah melayu mereka hanya 60% saja. Sedangkan kita yang berbhinneka, jelas merangkumi banyak suku yang menjadi satu bangsa yang sama. Satu bukti bahwa, janganlah banyak bicara sebelum melihat kenyataan yang ada. Orang Indonesia jelas lebih class dari orang malingsia, terlebih lagi dari cara bersikap dan berfikir.

malingsia memang alim-alim kucing. Menunjukkan sikap baik bila berhadapan, tetapi berkelakuan buruk bila dibelakang. Saya terkejut mengetahui bahwa pemerintah malingsia suka mencuri. Dan rakyatnya tidak tahu akan hal tersebut. Kasus pemakaian banyak lagu yang diakui sebagai lagu mereka baru-baru inipun tidak banyak beredar di kalangan rakyat malingsia sendiri. Semua media dibungkam. Kebebasan pers dikekang. Rakyat malingsia tidak tahu rakyat Indonesia berdemo habis-habisan di Indonesia menentang arogansi malingsia karena banyak tenaga kerja kita selalu disiksa. Rakyat malingsia tidak tahu rakyat kita marah besar ketika lagu, kesenian dan makanan kita diantaranya ‘Rasa Sayange’, ‘Jali-Jali’, ‘rendang’, ‘tempe’, ‘Batik Pekalongan’, ‘kebaya’, ‘Kuda Kepang’, ‘Tari Indang=jadi Tari Endang’, Reog Ponorogo=jadi singa Barongan dan entah apa lagi, di colong dan dipatentkan sebagai hasil karya ciptaan mereka oleh Kementerian Kebudayaan, Kesenian & Warisan (KeKKWa) dan Kementerian Pelancongan. (Untuk departemen ini mungkin sebaiknya diganti nama menjadi KEMENTERIAN KEBUAYAAN, KEISENGAN DAN WASIRAN & KEMENTERIAN PENCOLONGAN). Walau akhirnya KeKKWA meminta maaf kepada Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia atas kasus pencurian lagu ‘rasa sayange’. Berita terkini menyatakan bahwa lagu kebangsaan malingsia “Negaraku”[8] merupakan hasil jiplakan lirik dari lagu daerah Indonesia tahun 1930 “Terang Bulan” yang memiliki English Version-nya yang berjudul “Mamula Moon”(Felix Mandelsohn:Album Paradise Isle:1947)[9]. Rakyat malingsia tidak pernah tahu kasus pelecehan, perampokan terhadap mahasiswa Indonesia di UM, UKM, UPM, USM, UiTM, UUM, dan berbagai kampus lainnya oleh gerombolan tak beretika RELA, karena media massa tidak pernah memberitakannya. Rakyat malingsia tidak pernah tahu wasit karate kita digebuki POLIS DIRAJAM malingsia sampai hampir mati di kawasan Nilai, Selangor, September 2007 lalu karena tidak pernah ada beritanya di televisi. Rakyat malingsia tidak pernah tahu kelakuan arogan polisi malingsia, keangkuhan imigrasi dan ketidakpedulian pemerintahnya terhadap orang Indonesia di malingsia karena semuanya dibungkam dan disimpan rapih dan dikemas seakan semuanya baik-baik saja. Rakyat malingsia tidak tahu istri pejabat tinggi negara Indonesia dipermalukan karena media takut memberitakannya.

Saya pribadi khawatir, hawa seperti ini akan menjadi bumerang bagi negara malingsia sendiri. Sesuatu hal busuk yang ditutupi pasti lambat laun akan tercium juga. Kesombongan tidak akan membawa keberkahan dan keangkuhan malah akan menjatuhkan. Mungkin tinggal tunggu waktunya saja. Kebusukan pemerintah dan sikap seakan merasa sebagai bangsa kelas satu akan memupuskan martabat bangsa itu sendiri. Menganggap bangsa lain warga kelas dua dan rendah hanya akan mempermalukan harga diri bangsa. malingsia terlalu congkak dengan kemajuan pembangunan yang sudah dicapainya sampai saat ini dari hasil keringat dan air mata saudara-saudaranya sendiri, Bangsa Indonesia. malingsia bangga dengan baju kurung dan teluk belanganya yang sebagian besar kainnya adalah hasil import dari Indonesia[10]. malingsia bangga dengan bahasa rojaknya yang campur aduk tidak karuan (Bahasa Melaysia kini banyak menyerap Bahasa Indonesia sebagai kosa kata baru)[11]. Bangga mencuri kebudayaan bangsa lain dan tidak mengakuinya, dan bangga menyatakan dirinya sebagai bangsa multi-ethnis. Mereka memang sedang mengalami krisis jati diri. Mungkin malingsia salah satu negara yang tidak beridentitas sampai saat ini. Tapi masyarakat Melayu sendiri mulai merasa tidak mendapat tempat yang sama dalam perniagaan dan kerja-kerja pejabat (kantoran) yang diberikan oleh kerajaan. Ekonomi negara disokong oleh etnis Cina yang ramai jumlahnya yang pada akhirnya boleh memecah belah antara mereka sendiri dan menjadi musuh dalam selimut karena mereka lupa akan nilai kebangsaan dan etika yang semakin bergeser jauh dari memartabatkan kemelayuannya, seperti cita-cita awal Tuanku Abdul Rahman. Bila kebanggaan multi-ethnis mereka berjalan congkak seperti sekarang, bukan menjadi tidak mungkin, suatu saat nanti Melayu di malingsia akan tersingkir oleh kaum Cina dan India (boleh anda bayangkan seperti nasib Melayu di Singapore sekarang). Allahualam! malingsia terlalu arogan untuk memiliki sifat rendah hati mengakui Indonesia yang lebih bermartabat dalam bahasa, budaya dan ke-Bhinneka Tunggal Ika-annya[12] itu dengan sengaja mempopulerkan istilah ‘INDON’ bagi menyebut orang Indonesia yang jelas melecehkan dan berkonotasi: ‘orang suruhan’, ‘orang gaji yang bisa seenaknya diperintah/dimaki’, ‘orang kecil’, ‘orang rendah’, bahkan berarti ‘budak belian/hamba sahaya’(lihat kamus Bahasa Belanda). Istilah dan sebutan ‘INDON’ justru dipopulerkan di majalah-majalah, koran, televisi, bahkan ditengah masyarakat malingsia sendiri, sehingga setiap orang Indonesia mereka sebut dengan ‘INDON’. Tak kira siapapun. Sehingga Perdana Menteri malingsia sendiri baru-baru ini (Sept 2007) meminta maaf secara resmi kepada pemerintah Indonesia atas penggunaan kata ‘INDON’ itu sendiri. Menurut saya pribadi, tidak salah bila sekarang muncul dan populer sebutan ‘MALINGSYA, MALINGSIA, atau malingsia’ untuk negara malingsia[13].

Pengalaman pribadi saya sendiri di malingsia. Anda tidak akan disebut ‘INDON’, tidak akan diacuhkan oleh pegawai public service, tidak akan ditanya terlalu banyak dan tidak penting oleh pegawai imigrasi di airport dan pelabuhan, tidak akan dicurigai Polis Dirajam malingsia, tidak diperlakukan minus dan dilecehkan oleh pasukan RELA atau tidak akan dicemberuti oleh pramusaji-pramusaji restoran dan kedai makan bila anda berperawakan Arab, India, Eropa, Amerika, China atau mirip-mirip wajah perdana menterinya dan menggunakan bahasa Melayu yang lebih kurang fasih atau rojak (campur aduk). Bila anda memiliki wajah yang lumayan dan berkulit putih bersih, dan sedang berkeinginan jalan-jalan ke malingsia, mungkin menggunakan bahasa isyarat lebih aman. Karena ketampanan dan kecantikan anda akan dipupuskan dengan cibiran dan sinis oleh karena ketidakmahiran bahasa Melayu rojak atau bahasa Inggris anda.

Sekedar saran dan tips :

- Bila anda berkeinginan dan berencana ingin berlibur atau jalan-jalan ke malingsia, silahkan saja. Paling tidak anda dapat melihat karya anak bangsa Indonesia, hanya saja lokasinya di negeri malingsia. Seperti : KLCC, Airport KLIA, LCCT, jembatan Penang, trek monorail, Putrajaya, dll. Mungkin anda saya sarankan tidak lebih dari 2 hari di Kuala Lumpur. Di kota yang besarnya hanya sepertiga (1/3) Kota Jakarta ini, anda tidak akan banyak menemui tempat-tempat menarik (seperti yang Kementerian Pencolongan malingsia sering syor-syorkan). Lebih dari 3 hari saya yakinkan anda untuk lebih baik segera mencari destinasi negara lain untuk dikunjungi atau serta merta pulang saja. Karena negara kita jauh lebih indah akan alam, kebudayaan dan tujuan wisata.
- Untuk yang ingin bekerja sebagai buruh, kerja kasar, kuli bangunan saya sarankan memilih negara lain selain malingsia pada agen anda. Dan selalulah memilih agen ketenagakerjaan yang resmi di Indonesia.
- Untuk yang berminat bekerja sebagai pembantu rumah tangga, baby sitter, pegawai restoran/kedai, pegawai mini market, cleaning service dan sejenisnya, sebaiknya memilih negara lain yang lebih menghargai hasil kerja dan jerih payah anda, dan negara yang menjunjung harga diri anda sebagai seorang mahluk ciptaan Tuhan. Gunakan agen perantara ketenagakerjaan yang resmi yang telah mendapat ijin resmi pemerintah Indonesia. Bila terpaksa juga anda harus bekerja di malingsia, mintalah untuk mendapatkan majikan yang waras, rendah hati dan menghormati sesama manusia, sadar sebagai mahluk ciptaan serta sadar suatu saat akan dipanggil penciptanya.
- Hati-hati bila menyeberang di jalan manapun (jalan raya maupun jalan komplek). Karena pada dasarnya semua kendaraan bermotor disini tidak dilengkapi dengan rem (atau mereka tidak mengerti kegunaan rem). Mereka dengan arogannya tidak akan memperlambat laju kendaraan bila anda menyeberang atau mungkin tidak rela ada yang menginjak aspal. Toleransi di malingsia sangatlah kurang.
- Hati-hati dengan dompet dan tas anda. Jangan anda pikir di malingsia tidak ada copet atau jambret. Untuk Kuala Lumpur, kawasan Bukit Bintang, Terminal Pudu, di dalam Komuter, Monorail, LRT, KL sentral adalah tempat-tempat yang rawan copet dan jambret.
- Bila anda tidak fasih berbahasa Melayu malingsia, adakalanya mungkin berbahasa tarzan, Bahasa Inggris atau menggunakan isyarat adalah solusinya. Itu bila anda tidak ingin sakit hati. Karena sudah banyak saudara-saudara kita yang disakiti hatinya dan raganya oleh rakyat dan pemerintah malingsia.
- Jangan terkejut bila anda melihat orang malingsia bertutur dengan sesama orang malingsia (sesama Melayu) menggunakan bahasa Melayu yang campur aduk dengan bahasa Inggris. Sungguh aneh dan rusak terdengar. Itu disebabkan kurangnya mereka menghargai dan memartabatkan bahasanya sendiri.
- Jangan terperanjat bila anda dilecehkan, itu sudah menjadi budaya mereka. Jangan ditanggapi, doakan saja mereka agar diampunkan dan dimaafkan kesalahannya oleh Tuhan. Kita orang yang berbudaya dan lebih beradab dari mereka. Jangan berbuat seperti apa yang mereka telah buat kepada kita. Bila anda mengikuti cara mereka, kita tidak lebih seperti mereka.
- Jangan lupa untuk selalu membawa KTP/Pasport/ID Card bila berjalan-jalan di malingsia, supaya anda tidak menemui kesulitan. Kalau pasport anda masih berwarna biru, hijau atau coklat berfikirlah dua tiga kali untuk mengunjungi negara malingsia, karena pasport berwarna hitam saja (pasport paling tinggi derajatnya) milik istri atase pendidikan Indonesia, Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk malingsia, Kuala Lumpur, masih bisa dilecehkan oleh hansip-hansip di malingsia, yang lebih dikenal dengan nama pasukan RELA. Mungkin karena itulah mereka dinamakan RELA. Rela menanggalkan etika, kesantunan dan keprofesionalan ketika menghadapi pendatang, tamu, pelancong/wisatawan bahkan pelajar.
- Jangan bosan dengan makanan-makanan mereka. Dengan bangganya mereka menyatakan diri mereka sebagai negara multi-etnis, Melayu-Cina-India merupakan etnis terbesar. Jadi jangan heran kalau dimana-mana menu makanan yang disuguhkan ialah: nasi lemak dengan rendang hasil karya curian, babi panggang dengan kuah kare dan teh tarik sebagai penutup. Perpaduan masakan Melayu, Cina dan India yang serasi. Anda akan rindu dengan makanan multi-tribe Indonesia yang lebih dari ratusan ribu jenis (untuk tradisional saja) dari beragam provinsi di Indonesia.
- Sebaiknya seluruh produsen makanan dan barang di seluruh Indonesia mencantumkan label “buatan Indonesia” atau “product of Indonesia”. Jangan lupa itu.
- Pemerintah Indonesia sebaiknya bertindak tegas dan melakukan langkah nyata. Jangan diam saja. Segera lindungi aset budaya seperti lagu, kesenian daerah, cerita legenda, makanan, dll. Jangan menunggu pencuri-pencuri lain mengambil harta kita hingga sepertinya kita tidak punya wibawa.

Bagi para pelajar, pulanglah ke kampung halamanmu yang penuh dengan kedamaian, keramahtamahan dan kesopanan. Majukan negaramu, baktikan keahlianmu untuk bangsamu. Jangan tertipu oleh kata-kata “Para pelajar, kedatangan anda di alu-alukan”, karena “kepulangan anda mungkin menjadi memilukan”. Bagi para pekerja, baik profesional maupun non profesional bila saatnya pulang menurut hati nuranimu, pulanglah. Majukan saja devisa negaramu dengan membelanjakan uang anda di negara sendiri. Pendapatan kerja anda mungkin tidak sebanding dengan pendapatan yang anda dapatkan di tempat asal, tapi harga diri dan kebahagiaan tidak akan anda dapatkan ditempat anda bekerja di malingsia. Jerih payah dan keringatmu akan dibayar dengan hinaan, cercaan, makian dan siksaan. Pikirkanlah tujuan negara lainnya bila memang anda berminat untuk kerja di luar negara. Bagi anda para profesional yang berfikir prestise, banyak negara asia lainnya atau eropa untuk menjadi tujuan masa depan anda. Bagi yang baru berencana bekerja dan belajar di malingsia, berfikirlah dua kali. Jangan membuat malu anda dan keluarga anda. Bagi para pelajar, jangan tertipu dengan biaya pendidikan yang seakan murah. Anda akan dihadapi oleh biaya hidup yang jauh lebih besar di malingsia. Para traveller dan pelancong, jangan tertipu oleh slogan “VISIT malingsia YEAR 2007”. Slogan itu hanyalah kedok untuk menunjukkan kebudayaan, kesenian, lagu-lagu dan makanan-makanan yang telah mereka curi dari negara dan bangsa lain dengan tidak ada rasa bersalah. Paling tidak tunggulah saat malingsia sudah mampu berfikir dan bertindak menghargai orang-orang yang sering mereka sebut sebagai saudara serumpun. Tunggulah sampai malingsia menjadi negara manusiawi yang menghargai hak asasi manusia. Tunggulah hingga mereka sadar akan asal-usul mereka dan nenek moyang mereka berasal[14]. Tunggulah sampai mereka sadar, bahwa pada tahun 1970 pemerintah mereka mengemis-ngemis kepada pemerintah Indonesia untuk meminta tenaga kerja. Dan hingga tahun 1996 pun pemerintah malingsia masih mengirimkan berbondong-bondong rakyatnya untuk sekolah ke Indonesia. Maka tidak heran dosen-dosen bahkan ramai pejabat tinggi negara malingsia hingga seperti Perdana Menteri Mahathir Muhammad dan Anwar Ibrahim adalah lulusan dari Indonesia[15]. Tunggulah hingga masanya mereka menghargai keringat dan cucuran air mata bangsa Indonesia yang telah membangun negara mereka. Tunggulah sampai mereka sadar bahwa mereka tidak lebih baik dari orang yang sering mereka sebut ‘INDON’.
Saya dengan sadar mengatakan, kita bukan hendak pandai mengata orang, kita bukan hendak pandai mengaibkan orang, kita bukanlah bangsa yang berfilsafat dalam tulisan menjatuhkan negara lain. Tapi kita bukanlah bangsa rendah, kita bukanlah bangsa kecil yang dengan sewenang-wenang boleh dihina, dicaci dan diinjak. Kita adalah bangsa yang besar yang mereka tidak akan mungkin menandingi kebesaran dan kekuatan bangsa kita. Kita bukan bangsa yang suka mendzalimi tamunya sendiri. Semua kesombongan, arogansi, angkuh, congkak mereka akan jatuh karena ulah mereka sendiri. Tuhan tidak pernah suka akan kesombongan. Semua ada masanya. Semua ada saatnya.

Ahmad Fauzy S.kom
Bangsar-Kuala Lumpur
malingsia
November 2007

Untuk pahlawan devisa negara yang mati sia-sia dan terhina
Untuk pelajar yang menuntut ilmu, terabaikan dan dimanfaatkan
Untuk pelancong dan traveller yang menghabiskan uangnya percuma

Untuk rakyat malingsia……Untuk mereka yang berjiwa besar
dan untuk mereka yang tidak tahu apa-apa….

Nota
[1] Baca Noriah Mohamed, Dasar Kebudayaan Kebangsaan:Bahasa Jiwa Bangsa, Dewan Budaya edisi Desember 2006, DBP, hlm.21. & Arbak Othman, Pembudayaan Rosak Intelek, hlm.24. Baca juga Arbak Othman, Berbudayakah kita?, Dewan Budaya edisi Juni 2006, hlm.15.
[2] Baca: Sejarah Orang Melayu, arsip Perpustakaan Nasional Daerah Kodya Pekanbaru, Riau. Dan baca juga: Drs.Suwandi MS, Dra.Marlely Rahim, Drs. Tugiman, 1986, Peta Sejarah Propinsi Riau, Departement Pendidikan & Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Investarisasi dan Dokumen Sejarah Nasional. Jakarta.
[3] Seperti perkataan Tunku Abdul Rahman dalam buku Shaw, Tun Razak,riwayat hidup dan zamannya.
[4] malingsia menduduki ranking buruk ke-124 dari total 136 negara diantara yang memiliki pembatasan dan pembungkaman hak & kebebasan pers/media. Sumber: Republika Oktober 2007.
[5] Anwar Ibrahim dalam wawancara MetroTV. Oktober 2007. Jakarta. Silahkan download dari www.youtube.com. Search kata kunci : kick andy.
[6] Batam Post Juli 2007, Republika Oktober 2007.
[7] www.mybloglog.com/buzz/community/deebahead (klik to : deebahead.blogspot.com)
[8] Hasil penelitian pakar telematika Indonesia, Roy Suryo (2007) seperti diberitakan dalam www.kompas.com
[9] Silahkan anda download di www.multiply.com ,http://static.paultan.org/terangbulan.mp3, http://rapidshare.com/files/60155247/terangbulan.mp3.html,atau download dari attachment dalam file ini.
[10] 60% hasil kain/bahan baku kain jadi malingsia merupakan hasil import dari Indonesia. Lihat di website Deperindag Republik Indonesia.
[11] “kebudayaan “ dan “kesenian” salah satu kata yang diambil sejak tahun 1950 dari perkataan populer Jawa tahun 1920 dikalangan nasionalis Indonesia. Baca Kroeber & Kluckhohn. 1952. Culture: A Critical Review of Concepts and Definitions. Silahkan lihat Kamus Dewan, terbitan Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur, malingsia, edisi 4-2007.
[12] Dewan Budaya edisi desember 2006. DBP. Mohamad Daud Mohamad, artikel Budaya Melayu dalam Dasar Kebudayaan Kebangsaan, hlm.19.
[13] Silahkan browse di www.google.com, cari kata ‘malingsia’ atau ‘malingsia/malasia’.
[14] Rakyat malingsia banyak berasal usul dari Kepulauan Sumatera(Aceh,Minang,Riau,dll), Sulawesi dan Jawa. Baca buku Shellabear, Sejarah Melayu, 1976. Fajar Bakti. Kuala Lumpur.
[15] Anwar Ibrahim dalam wawancara MetroTV. Oktober 2007. Jakarta. Silahkan download dari www.youtube.com. Search kata kunci : kick andy

Kamis, 08 Desember 2011

percayakah anda part 2

 Masih ingat kah kalian tentang perjalanan dari borisciah anak yang berasal dari mars, dan baru-baru ini sarjana barat menemukan seorang gadis yang berasal dari zaman atlantis, dia sangat mengerti semua bidang sosial, ekonomi dan lain-lain tentang atlantis kalu si borischia tahu semua tentang lemuria tapi kalau si gadis ini tahu tentang atlantis namanya adalah inggrid bennete... oh ya mungkin kalian belum tahu apa itu atlantis dan lemuria dan apa kaitannya mungkin akan saya post kan nanti... dan sekarang simak dulu kisahnya...
berikut kisahnya

Sarjana Barat secara kebetulan menemukan seseorang yang mampu mengingat kembali dirinya sebagai orang Atlantis di kehidupan sebelumnya “Inggrid Benette”. Beberapa penggal kehidupan dan kondisi sosial dalam ingatannya masih membekas, sebagai bahan masukan agar bisa merasakan secara gamblang peradaban tinggi Atlantis. Dan yang terpenting adalah memberikan kita petunjuk tentang mengapa Atlantis musnah. Di bawah ini adalah ingatan Inggrid Bennette.
Kehidupan yang Dipenuhi Kecerdasan
Dalam kehidupan sebelumnya di Atlantis, saya adalah seorang yang berpengetahuan luas, dipromosikan sebagai kepala energi wanita “Pelindung Kristal” (setara dengan seorang kepala pabrik pembangkit listrik sekarang). Pusat energi ini letaknya pada sebuah ruang luas yang bangunannya beratap lengkung. Lantainya dari pasir dan batu tembok, di tengah-tengah kamar sebuah kristal raksasa diletakkan di atas alas dasar hitam. Fungsinya adalah menyalurkan energi ke seluruh kota. Tugas saya melindungi kristal tersebut. Pekerjaan ini tak sama dengan sistem operasional pabrik sekarang, tapi dengan menjaga keteguhan dalam hati, memahami jiwa sendiri, merupakan bagian penting dalam pekerjaan, ini adalah sebuah instalasi yang dikendalikan dengan jiwa. Ada seorang lelaki yang cerdas dan pintar, ia adalah “pelindung” kami, pelindung lainnya wanita.
Rambut saya panjang berwarna emas, rambut digelung dengan benda rajutan emas, persis seperti zaman Yunani. Rambut disanggul tinggi, dengan gulungan bengkok jatuh bergerai di atas punggung. Setiap hari rambutku ditata oleh ahli penata rambut, ini adalah sebagian pekerjaan rutin. Filsafat yang diyakini orang Atlantis adalah bahwa “tubuh merupakan kuilnya jiwa”, oleh karena itu sangat memperhatikan kebersihan tubuh dan cara berbusana, ini merupakan hal yang utama dalam kehidupan. Saya mengenakan baju panjang tembus pandang, menggunakan daun pita emas yang diikat di pinggang belakang setelah disilang di depan dada. Lelaki berpakaian rok panjang juga rok pendek, sebagian orang memakai topi, sebagian tidak, semuanya dibuat dengan bahan putih bening yang sama. Seperti pakaian seragam, namun di masa itu, sama sekali tidak dibedakan, mengenakan ini hanya menunjukkan sebuah status, melambangkan kematangan jiwa raga kita. Ada juga yang mengenakan pakaian warna lain, namun dari bahan bening yang sama, mereka mengenakan pakaian yang berwarna karena bertujuan untuk pengobatan. Hubungannya sangat besar dengan ketidakseimbangan pusat energi tubuh, warna yang spesifik memiliki fungsi pengobatan.
Berkomunikasi dengan Hewan
Saya sering pergi mendengarkan nasihat lumba-lumba. Lumba-lumba hidup di sebuah tempat yang dibangun khusus untuk mereka. Sebuah area danau besar yang indah, mempunyai undakan raksasa yang menembus ke tengah danau. Pilar dua sisi undakan adalah tiang yang megah, sedangkan area danau dihubungkan dengan laut melalui terusan besar. Di siang hari lumba-lumba berenang di sana, bermain-main, setelah malam tiba kembali ke lautan luas. Lumba-lumba bebas berkeliaran, menandakan itu adalah tempat yang sangat istimewa. Lumba-lumba adalah sahabat karib dan penasihat kami. Mereka sangat pintar, dan merupakan sumber keseimbangan serta keharmonisan masyarakat kami. Hanya sedikit orang pergi mendengarkan bahasa intelek lumba-lumba. Saya sering berenang bersama mereka, mengelus mereka, bermain-main dengan mereka, serta mendengarkan nasihat mereka. Kami sering bertukar pikiran melalui telepati. Energi mereka membuat saya penuh vitalitas sekaligus memberiku kekuatan. Saya dapat berjalan-jalan sesuai keinginan hati, misalnya jika saya ingin pergi ke padang luas yang jauh jaraknya, saya memejamkan mata dan memusatkan pikiran pada tempat tersebut. Akan ada suatu suara “wuung” yang ringan, saya membuka mata, maka saya sudah berada di tempat itu.
Saya paling suka bersama dengan Unicorn (kuda terbang). Mereka sama seperti kuda makan rumput di padang belantara. Unicorn memiliki sebuah tanduk di atas kepalanya, sama seperti ikan lumba-lumba, kami kontak lewat hubungan telepati. Secara relatif, pikiran Unicorn sangat polos. Kami acap kali bertukar pikiran, misalnya, “Aku ingin berlari cepat”. Unicorn akan menjawab: “Baiklah”. Kita lari bersama, rambut kami berterbangan tertiup angin. Jiwa mereka begitu tenang, damai menimbulkan rasa hormat. Unicorn tidak pernah melukai siapa pun, apalagi mempunyai pikiran atau maksud jahat, ketika menemui tantangan sekalipun akan tetap demikian.
Saya sering kali merasa sedih pada orang zaman sekarang, sebab sama sekali tidak percaya dengan keberadaan hewan ini, ada seorang pembina jiwa mengatakan kepadaku: “Saat ketika kondisi dunia kembali pada keseimbangan dan keharmonisan, semua orang saling menerima, saling mencintai, saat itu Unicorn akan kembali”.
Lingkungan yang Indah Permai
Di timur laut Atlantis terdapat sebidang padang rumput yang sangat luas. Padang rumput ini menyebarkan aroma wangi yang lembut, dan saya suka duduk bermeditasi di sana. Aromanya begitu hangat. Kegunaan dari bunga segar sangat banyak, maka ditanam secara luas. Misalnya, bunga yang berwarna biru dan putih ditanam bersama, ini bukan saja sangat menggoda secara visual, sangat dibutuhkan buat efektivitas getaran. Padang rumput ini dirawat oleh orang yang mendapat latihan khusus dan berkualitas tinggi serta kaya pengetahuan. “Ahli ramuan” mulai merawat mereka sejak tunas, kemudian memetik dan mengekstrak sari pati kehidupannya.
Di lingkungan kerja di Atlantis, jarang ada yang berposisi rendah. Serendah apa pun pekerjaannya, tetap dipandang sebagai anggota penting di dalam masyarakat kami. Masyarakat terbiasa dengan menghormati dan memuji kemampuan orang lain. Yang menanam buah, sayur-mayur, dan penanam jenis kacang-kacangan juga hidup di timur laut. Sebagian besar adalah ahli botani, ahli gizi dan pakar makanan lainnya. Mereka bertanggung jawab menyediakan makanan bagi segenap peradaban kami.



Sebagian besar orang ditetapkan sebagai pekerja fisik, misalnya tukang kebun dan tukang bangunan. Hal itu akan membuat kondisi tubuh mereka tetap stabil. Sebagian kecil dari mereka mempunyai kecerdasan, pengaturan pekerjaan disesuaikan dengan tingkat perkembangan kecerdasan mereka. Orang Atlantis menganggap, bahwa pekerjaan fisik lebih bermanfaat, ini membuat emosi (perasaan) mereka mendapat keseimbangan, marah dan suasana hati saat depresi dapat diarahkan secara konstruktif, lagi pula tubuh manusia terlahir untuk pekerjaan fisik, hal tersebut telah dibuktikan. Namun, selalu ada pengecualian, misalnya lelaki yang kewanitaan atau sebaliknya, pada akhirnya, orang pintar akan membimbing orang-orang ini bekerja yang sesuai dengan kondisi mereka. Setiap orang akan menuju ke kecerdasan, berperan sebagai tokoh sendiri, semua ini merupakan hal yang paling mendasar.

Seluruh kehidupan Atlantis merupakan himpunan keharmonisan yang tak terikat secara universal bagi tumbuh-tumbuhan, mineral, hewan dan sayur-mayur. Setiap orang merupakan partikel bagiannya, setiap orang tahu, bahwa pengabdian mereka sangat dibutuhkan. Di Atlantis tidak ada sistem keuangan, hanya ada aktivitas perdagangan. Kami tidak pernah membawa dompet atau kunci dan sejenisnya. Jarang ada keserakahan atau kedengkian, yang ada hanya kebulatan tekad.
Teknologi yang Tinggi
Di Atlantis ada sarana terbang yang modelnya mirip “piring terbang” (UFO), mereka menggunakan medan magnet mengendalikan energi perputaran dan pendaratan, sarana hubungan jenis ini biasa digunakan untuk perjalanan jarak jauh. Perjalanan jarak pendek hanya menggunakan katrol yang dapat ditumpangi dua orang. Ia mempunyai sebuah mesin yang mirip seperti kapal hidrofoil, prinsip kerja sama dengan alat terbang, juga menggunakan medan energi magnet. Yang lainnya seperti makanan, komoditi rumah tangga atau barang-barang yang berukuran besar, diangkut dengan cara yang sama menggunakan alat angkut besar yang disebut “Subbers.”
Atlantis adalah sebuah peradaban yang sangat besar, kami berkomunikasi menggunakan kapal untuk menyiarkan berita ke berbagai daerah. Sebagian besar informasi diterima oleh “orang pintar” melalui respons batin, mereka memiliki kemampuan menerima dengan cara yang istimewa, ini mirip dengan stasiun satelit penerima, dan sangat akurat. Maka, pekerjaan mereka adalah duduk dan menerima informasi yang disalurkan dari tempat lain. Sebenarnya, dalam pekerjaan, cara saya mengoperasikan kristal besar, juga dikerjakan melalui hati.
Pengobatan yang Maju
Dalam peradaban ini, tidak ada penyakit yang parah. Metode pengobatan yang digunakan, semuanya menggunakan kristal, warna, musik, wewangian dan paduan ramuan, dengan mengembangkan efektivitas pengobatan secara keseluruhan.
Pusat pengobatan adalah sebuah tempat yang banyak kamarnya. Saat penderita masuk, sebuah warna akan dicatat di tembok. Lalu pasien diarahkan ke sebuah kamar khusus untuk menentukan pengobatan. Di kamar pertama, asisten yang terlatih baik dan berpengetahuan luas tentang pengobatan akan mendeteksi frekwensi getaran pada tubuh pasien. Informasi dialihkan ke kamar lainnya. Di kamar tersebut, sang pasien akan berbaring di atas granit yang datar, sedangkan asisten lainnya akan mengatur rancangan pengobatan yang sesuai untuk pasien.
Setelah itu, kamar akan dipenuhi musik terapi, kristal khusus akan diletakkan di pasien. Seluruh kamar penuh dengan wewangian yang lembut, terakhir akan tampak sebuah warna. Selanjutnya, pasien diminta merenung, agar energi pengobatan meresap ke dalam tubuh. Dengan demikian, semua indera yang ada akan sehat kembali, “warna” menyembuhkan indera penglihatan, “aroma tumbuh-tumbuhan” menyembuhkan indera penciuman, “musik yang merdu” menyembuhkan indera pendengaran, dan terakhir, “air murni” menyembuhkan indera perasa. Saat meditasi selesai, harus minum air dari tabung. Energinya sangat besar, bagaikan seberkas sinar, menyinari tubuh dari atas hingga ke bawah. Seluruh tubuh bagai telah terpenuhi. Teknik pengobatan selalu berkaitan dengan “medan magnet” dan “energi matahari” , sekaligus merupakan pengobatan secara fisik dan kejiwaan.
Pendidikan Anak yang Ketat
Saat bayi masih dalam kandungan, sudah diberikan suara, musik serta bimbingan kecerdasan pada zaman itu. Semasa dalam kandungan, “orang pintar” akan memberikan pengarahan kepada orang tua sang calon anak. Sejak sang bayi lahir, orang tua merawat dan mendidiknya di rumah, menyayangi dan mencintai anak mereka. Di siang hari, anak-anak akan dititipkan di tempat penitipan anak, mendengar musik di sana, melihat getaran warna dan cerita-cerita yang berhubungan dengan cara berpikiran positif dan kisah bertema filosofis.
Pusat pendidikan anak, terdapat di setiap tempat. Anak-anak dididik untuk menjadi makhluk hidup yang memiliki inteligensi sempurna. Belajar membuka pikiran, agar jasmani dan rohani mereka bisa bekerja sama. Di tahap perkembangan anak, orang pintar memegang peranan yang sangat besar, pendidik mempunyai posisi terhormat dalam masyarakat Atlantis, biasanya baru bisa diperoleh ketika usia mencapai 60-120 tahun, tergantung pertumbuhan inteligensi. Dan merupakan tugas yang didambakan setiap orang.
Di seluruh wilayah, setiap orang menerima pendidikan sejak usia 3 tahun. Mereka menerima pendidikan di dalam gedung bertingkat. Di depan gedung sekolah terdapat lambang pelangi, pelangi adalah lambang pusat bimbingan. Pelajaran utamanya adalah mendengar dan melihat. Sang murid santai berbaring atau duduk, sehingga ruas tulang belakang tidak mengalami tekanan. Metode lainnya adalah merenung, mata ditutup dengan perisai mata, dalam perisai mata ditayangkan berbagai macam warna. Pada kondisi merenung, metode visualisasi seperti ini sangat efektif. Bersamaan itu juga diberi pita kaset bawah sadar. Saat tubuh dan otak dalam keadaan rileks, pengetahuan mengalir masuk ke bagian memori otak besar. Ini merupakan salah satu metode belajar yang paling efektif, sebab ia telah menutup semua jalur informasi yang dapat mengalihkan perhatian. “Orang pintar” membimbing si murid, tergantung tingkat kemampuan menyerap sang anak, dan memudahkan melihat bakat tertentu yang dimilikinya. Dengan begini, setiap anak memiliki kesempatan yang sama mengembangkan potensinya.
Pemikiran maju yang positif dan frekwensi getaran merupakan kunci utama dalam masa belajar dan meningkatkan/mendorong wawasan sanubari terbuka. Semakin tinggi tingkat frekwensi getaran pada otak, maka frekwensi getaran pada jiwa semakin tinggi. Semakin positif kesadaran inheren, maka semakin mencerminkan kesadaran ekstrinsik maupun kesadaran terpendam. Ketika keduanya serasi, akan membuka wawasan dunia yang positif: Jika keduanya tidak serasi, maka orang akan hanyut pada keserakahan dan kekuasaan. Bagi orang Atlantis, mengendalikan daya pikir orang lain adalah cara hidup yang tak beradab, dan ini tidak dibenarkan.
Dalam buku sejarah kami, kami pernah merasa tidak aman dan tenang. Karakter leluhur kami yang tak beradab masih saja mempengaruhi masyarakat kami waktu itu. Misalnya, memilih binatang untuk percobaan. Namun, kaidah inteligensi dengan keras melarang mencampuri kehidupan orang lain. Meskipun kita tahu ada risikonya, namun kita tidak boleh memaksa atau menghukum orang lain, sebab setiap orang harus bertanggung jawab atas perkembangan sanubarinya sendiri. Pada masyarakat itu, rasa tidak aman adalah demi untuk mendapatkan keamanan. Filsafat seperti ini sangat baik, dan sangat dihormati orang-orang ketika itu, ia adalah pelindung kami.
Kiamat yang Melanda Atlantis
Saya tidak bersuami. Pada waktu itu, orang-orang tidak ada ikatan perkawinan. Jika Anda bermaksud mengikat seseorang, maka akan melaksanakan sebuah upacara pengikatan. Pengikatan tersebut sama sekali tidak ada efek hukum atau kekuatan yang mengikat, hanya berdasarkan pada perasaan hati. Kehidupan seks orang Atlantis sangat dinamis untuk mempertahankan kesehatan. Saya memutuskan hidup bersamanya berdasarkan kesan akan seks, inteligensi dan daya tarik. Di masa itu, seks merupakan sebuah bagian penting dalam kehidupan, seks sama pentingnya dengan makan atau tidur. Ini adalah bagian dari “keberadaan hidup secara keseluruhan”, lagi pula tubuh kami secara fisik tidak menampakkan usia kami, umumnya kami dapat hidup hingga berusia 200 tahun lamanya.
Ada juga yang orang berhubungan seks dengan hewan, atau dengan setengah manusia separuh hewan, misalnya, tubuh seekor kuda yang berkepala manusia. Di saat itu, orang Atlantis dapat mengadakan transplantasi kawin silang, demi keharmonisan manusia dan hewan pada alam, namun sebagian orang melupakan hal ini, titik tolak tujuan mereka adalah seks. Orang yang sadar mengetahui bahwa ini akan mengakibatkan ketidakseimbangan pada masyarakat kami, orang-orang sangat cemas dan takut terhadap hal ini, tetapi tidak ada tindakan preventif. Ini sangat besar hubungannya dengan keyakinan kami, manusia memiliki kebebasan untuk memilih, dan seseorang tidak boleh mengganggu pertumbuhan inteligensi orang lain. Orang yang memilih hewan sebagai lawan main, biasanya kehilangan keseimbangan pada jiwanya, dan dianggap tidak matang.
Teknologi Maju yang Lalim
Pada masa kehidupan saya, kami tahu Atlantis telah sampai di pengujung ajal. Di antara kami ada sebagian orang yang tahu akan hal ini, namun, adalah sebagian besar orang sengaja mengabaikannya, atau tidak tertarik terhadap hal ini. Unsur materiil telah kehilangan keseimbangan. Teknologi sangat maju. Misalnya, polusi udara dimurnikan, suhu udara disesuaikan. Majunya teknologi, hingga kami mulai mengubah komposisi udara dan air. Terakhir ini menyebabkan kehancuran Atlantis.
Empat unsur pokok yakni: angin, air, api, dan tanah adalah yang paling fundamental dari galaksi dan bumi kami ini, basis materiil yang paling stabil. Mencoba menyatukan atau mengubah unsur pokok ini telah melanggar hukum alam. Ilmuwan bekerja dan hidup di bagian barat Atlantis, mereka “mengalah” pada keserakahan, demi kekuasaan dan kehormatan pribadi bermaksud “mengendalikan” 4 unsur pokok. Kini alam tahu, hal ini telah mengakibatkan kehancuran total. Mereka mengira dirinya di atas orang lain, mereka berkhayal sebagai tokoh Tuhan, ingin mengendalikan unsur pokok dasar pada bintang tersebut.
Menjelang Hari Kiamat
Ramalan “kiamat” pernah beredar secara luas, namun hanya orang yang pintar dan yang mengikuti jalan spritual yang tahu penyebabnya. Akhir dari peradaban kami hanya disebabkan oleh segelintir manusia! Ramalan mengatakan: “Bumi akan naik, Daratan baru akan muncul, semua orang mulai berjuang lagi. Hanya segelintir orang bernasib mujur akan hidup, mereka akan menyebar ke segala penjuru di daratan baru, dan kisah Atlantis akan turun-temurun, kami akan kembali ke masa lalu”. Menarik pelajaran, Lumba-lumba pernah memberitahu kami hari “kiamat” akan tiba, kami tahu saat-saat tersebut semakin dekat, sebab telah dua pekan tidak bertemu lumba-lumba. Mereka memberitahu saat kami akan pergi ke sebuah tempat yang tenang, dan menjaga bola kristal, lumba-lumba memberitahu kami dapat pergi dengan aman ke barat.
Banyak orang meninggalkan Atlantis mencari daratan baru. Sebagian pergi sampai ke Mesir, ada juga menjelang “kiamat” meninggalkan Atlantis dengan kapal perahu, ke daratan baru yang tidak terdapat di peta. Daratan-daratan ini bukan merupakan bagian dari peradaban kami, oleh karena itu tidak dalam perlindungan kami. Banyak yang merasa kecewa dan meninggalkan kami, aktif mencari lingkungan yang maju dan aman. Oleh karenanya, Atlantis nyaris tidak ada pendatang. Namun, setelah perjalanan segelintir orang hingga ke daratan yang “aneh”, mereka kembali dengan selamat. Dan keadaan negerinya paling tidak telah memberi tahu kami pengetahuan tentang kehidupan di luar Atlantis.
Saya memilih tetap tinggal, memastikan kristal energi tidak mengalami kerusakan apa pun, hingga akhir. Kristal selalu menyuplai energi ke kota. Saat beberapa pekan terakhir, kristal ditutup oleh pelindung transparan yang dibuat dari bahan khusus. Mungkin suatu saat nanti, ia akan ditemukan, dan digunakan sekali lagi untuk maksud baik. Saat kristal ditemukan, ia akan membuktikan peradaban Atlantis, sekaligus menyingkap misteri lain yang tak terungkap selama beberapa abad.

Saya masih tetap ingat hari yang terpanjang, hari terakhir, detik terakhir, bumi kandas, gempa bumi, letusan gunung berapi, bencana kebakaran. Lempeng bumi saling bertabrakan dengan keras. Bumi sedang mengalami kehancuran, orang-orang di dalam atap lengkung bangunan kristal bersikap menyambut saat kedatangannya. Jiwa saya sangat tenang. Sebuah gedung berguncang keras. Saya ditarik seseorang ke atas tembok, kami saling berpelukan. Saya berharap bisa segera mati. Di langit asap tebal bergulung-gulung, saya melihat lahar bumi menyembur, kobaran api merah mewarnai langit. Ruang dalam rumah penuh dengan asap, kami sangat sesak. Lalu saya pingsan, selanjutnya, saya ingat roh saya terbang ke arah terang. Saya memandang ke bawah dan terlihat daratan sedang tenggelam. Air laut bergelora, menelan segalanya. Orang-orang lari ke segala penjuru, jika tidak ditelan air dahsyat pasti jatuh ke dalam kawah api. Saya mendengar dengan jelas suara jeritan. Bumi seperti sebuah cerek air raksasa yang mendidih, bagai seekor binatang buas yang kelaparan, menggigit dan menelan semua buruannya. Air laut telah menenggelamkan daratan.
 
Sumber Kehancuran
Lewat ingatan Inggrid Benette, diketahui tingkat perkembangan teknologi bangsa Atlantis, berbeda sekali dengan peradaban kita sekarang, bahkan pengalamannya akan materiil berbeda dengan ilmu pengetahuan modern, sebaliknya mirip dengan ilmu pengetahuan Tiongkok kuno, berkembang dengan cara yang lain. Peradaban seperti ini jauh melampaui peradaban sekarang. Mendengarnya saja seperti membaca novel fiktif. Bandingkan dengan masa kini, kemampuan jiwa bangsa Atlantis sangat diperhatikan, bahkan mempunyai kemampuan supernormal, mampu berkomunikasi dengan hewan, yang diperhatikan orang sekarang adalah pintar dan berbakat, dicekoki berbagai pengetahuan, namun mengabaikan kekuatan dalam.
Bangsa Atlantis mementingkan “inteligensi jiwa” dan “tubuh” untuk mengembangkan seluruh potensi terpendam pada tubuh manusia, hal ini membuat peradaban mereka bisa berkembang pesat dalam jangka panjang dan penyebab utama tidak menimbulkan gejala ketidakseimbangan. Mengenai punahnya peradaban Atlantis, layak direnungkan orang sekarang. Plato menggambarkan kehancuran Atlantis dalam dialognya sebagai berikut:
“Hukum yang diterapkan Dewa Laut membuat rakyat Atlantis hidup bahagia, keadilan Dewa Laut mendapat penghormatan tinggi dari seluruh dunia, peraturan hukum diukir di sebuah tiang tembaga oleh raja-raja masa sebelumnya, tiang tembaga diletakkan di tengah di dalam pulau kuil Dewa Laut. Namun masyarakat Atlantis mulai bejat, mereka yang pernah memuja dewa palsu menjadi serakah, maunya hidup enak dan menolak kerja dengan hidup berfoya-foya dan serba mewah.”
Plato yang acap kali sedih terhadap sifat manusia mengatakan:
“Pikiran sekilas yang suci murni perlahan kehilangan warnanya, dan diselimuti oleh gelora nafsu iblis, maka orang-orang Atlantis yang layak menikmati keberuntungan besar itu mulai melakukan perbuatan tak senonoh, orang yang arif dapat melihat akhlak bangsa Atlantis yang makin hari makin merosot, kebajikan mereka yang alamiah perlahan-lahan hilang, tapi orang-orang awam yang buta itu malah dirasuki nafsu, tak dapat membedakan benar atau salah, masih tetap gembira, dikiranya semua atas karunia Tuhan.”
Hancurnya peradaban disebabkan oleh segelintir manusia, banyak yang tahu sebabnya, akan tetapi sebagian besar orang mengabaikannya, maka timbul kelongsoran besar, dalam akhlak dan tidak dapat tertolong. Maka, sejumlah kecil orang berbuat kesalahan tidak begitu menakutkan, yang menakutkan adalah ketika sebagian besar orang “mengabaikan kesalahan”, hingga “membiarkan perubahan” selanjutnya diam-diam “menyetujui kejahatan”, tidak dapat membedakan benar dan salah, kabar terhadap kesalahan mengakibatkan kesenjangan sifat manusia, moral masyarakat merosot dahsyat, mendorong peradaban ke jalan buntu.
Kita sebagai orang modern, dapatlah menjadikan sejarah sebagai cermin pelajaran, merenungi kembali ilmu yang kita kembangkan, yang mengenal kehidupan hanya berdasarkan pengenalan yang objektif terhadap dunia materi yang nyata, dan mengabaikan hakikat kehidupan dalam jiwa. Makna kehidupan sejati, berangsur menjadi bisnis memenuhi nafsu materiil, seperti ilmuwan Atlantis, segelintir orang tunduk pada keserakahan, tidak mempertahankan kebenaran, demi kekuasaan dan kemuliaan, mengembangkan teknologi yang salah, merusak lingkungan hidup. Apakah kita sedang berbuat kesalahan yang sama?

SUMBER Original Post By http://pangeran-kancil.blogspot.com/2011/02/misteri-benua-atlantis-benua-yang.html#ixzz1fxZzc4Ot
from my blog pangeran-kancil.blogspot.com

percayakah anda

 saya sedang menelusuru google tiba-tiba saya menemui suatu web yang memberitahukan anak dari mars di dengan sangat ulet menceritakan alam semesta, planet mars, dan bumi dan juga dengan sangat rinci dia menceritakan tentang daratan legendaris LEMURIA yang menurut para arkeolog terdapat di NUSANTARA (indonesia)
ini artikelnya.....

BORISCHA ANAK DARI MARS ????


Astronot Apollo 14 Amerika, 'orang ke-6 mendarat di bulan', yang kini telah berusia 77 tahun ketika diwawancara oleh radio AS mengatakan UFO telah mengunjungi Bumi, dan telah berhubungan dengan sejumlah pejabat NASA.
Mitchell mengungkapkan, pejabat NASA yang telah berhubungan dengan alien mengatakan realitas yang sesungguhnya yang terlihat dari alien digambarkan seperti yang mereka perkirakan selama ini dengan fisik kecil, mata besar dan kepala besar.

 

THE Benzoh... Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger